17 Februari 2014

aku...

aku bukan orang yang piawai menunjukkan perasaanku. tak pandai melupakan dengan tanpa bekas. aku senang dekat denganmu, tapi aku takut. aku hanya terus membentengi diri. agar pertahanan hatiku tak goyah. agar aku tak jatuh lagi kedasar yang sama berkali kali. ya, aku seperti orang yang berdiri dipinggir jurang yang kapan pun bisa terjatuh.
aku lelah merasakan cinta yang tak ada ujung kebahagian. lelah merasakan harap yang tak pernah tersambut, seperti tangan yang terentang namun tak mendapat dekapan. aku terus memagari hati. agar tak jatuh cinta padamu lagi. agar tak meneteskan air mata lagi pada hal sama.
aku takut merasakan sakit lagi karna cinta yang tak bersambut. karna cinta yang tersangkut dalam mimpi yang tak nyata.  aku tahu kau tak anggap aku lebih dari orang yang hanya kau kenal. bukan orang yang kau ingin jadikan orang yang lebih dari kenal. bukan orang yang membuatmu bersemangat untuk tidur agar bertemu dengannya dalam mimpi. bukan orang yang kau sebut namanya saat kau rindu.

                             shin-ta

06 Februari 2014

Kamu....

kamu, seseorang yang pertama kali membuatku merasa benar-benar jatuh cinta. benar-benar membuatku merasa jatuh sejatuh jatuhnya. hingga aku merasa tak mampu berdiri lagi. hingga aku berharap kau tak pernah lulus dan mengganti seragammu menjadi putih abu-abu agar aku bisa selalu bersamamu.agar aku bisa selalu memandang wajah dan tawamu.

kamu, adalah satu-satnya orang yang bisa membuatku benar-benar merasa jatuh cinta. orang yang benar-benar bisa membuatku bertahan dengan cinta tanpa kata bertahun-tahun. orang yang membuatku selalu membayangkan wajahnya saat aku memejamkan mataku. dulu aku hanyalah anak kecil berseragam putih biru, yang masih takut mengungkapkan cintanya. yang masih tak mengerti bagaimana cara menunjukan cintanya. yang masih malu-malu mengatakan isi hatinya.

aku tak tahu mengapa kini  aku tak bisa lagi mencintai orang lain sedalam aku mencintaimu?. mengapa aku tak bisa lagi merindukan orang lain sedalam aku merindukanmu?. padahal aku sangsi apa kau tahu tentang rindu yang ku simpan rapat dihatiku. tentang cinta yang tak terucap dalam mulutku. tentang doa yang selalu ku lantunkan untukmu. tentang air mata yang diam-diam ku jatuhkan saat aku melihatmu bersama kekasihmu. sepertinya aku memang hanya bisa mencintaimu, seperti burung yang terperangkap dalam sangkar kecil. yang tak bisa kemana-mana. dan aku tak tahu apa yang harus ku lakukan. 



-Shinta