gadis itu berjalan tersaruk-saruk dikoridor sekolahnya, matanya menerawang jauh kekejadian beberapa menit yang lalu, seakan-akan otaknya masih tertinggal disana. sudah beberapa kali dia menarik nafasnya dalam dalam tapi kesesakan yang terasa tak kunjung menghilang. dia masih teringat jelas percakapannya dengan pria itu tadi pagi.
pria itu menghampiri elle yang masih membeku ditempatnya, senyuman masih terlihat jelas diwajahnya. elle sudh berkali-kali berfikir untuk pergi dari sana tapi sungguh sarafnya tak bekerja dengan baik, dia terus mengumpat dalam hatinya.
'hay el' sapa pria itu masih dengan senyumnya.
'hay andora' balasnya canggung, suaranya tercekat ditenggorokannya.
'bagaimana kabarmu?'
'kelihatannya bagaimana?' nadanya datar dan dingin.
'sepertinya kau baik-baik saja' katanya dengan menggaruk tengkuknya, entah mengapa rasanya begitu canggung untuk mengajak elle berbicara lagi.
elle tersenyum miring 'oh ya? setelah kau pergi meninggalkanku dan mencampakkanku begitu saja kau masih bisa bilang aku baik baik saja!?' entah dari mana asal kekuatannya, iya berhasil membentak andora.
'el...maaf' andora benar-benar menyesal atas apa yang telah terjadi, dia punya alasan pada saat itu tapi belum saatnya dia memberi tahukan semuanya.
'kau tiba-tiba menghilang tanpa sepatah kata pun, dan hanya maaf yang kau ucapkan!?' kali ini elle benar-benar marah.
'aku akan menjelaskan semuanya el'
'aku tidak butuh!' elle pun menyetop taksi yang lewat dan pergi meninggalkan andora sendiri.
'hah.... bodoh sekali kau ini elle' gadis itu merutuki dirinya sendiri sambil sesekali memukul-mukul kepalanya. tak terasa dia sudah sampai didepan kelasnya segera dia menuju tempat duduknya. hari ini dia benar-benar tak mempunyai mood untuk belajar.
*****
tiba-tiba rasa sakit itu muncul kembali seperti tak ada lagi harapan untuk meredanya hujan, tak ada lagi harapan munculnya pelangi. semuanya seakan-akan tak akan berakhir happy ending.
elle sedang terduduk disofa rumahnya, televisi didepannya menyala tp pandangannya tak sedikit pun terarah kesana dia terus memikirkan mengapa andora muncul kembali membuat luka itu semakin mendalam tp dia jg penasaran mengapa andora waktu itu tega sekali meninggalkannya hanya dengan empat kata. tiba-tiba dia mendengar handphonenya berdering.
"halooo ada apa?" "apa?" elle menegang ditempat dia tak percaya dengan apa yg didengarnya seolah-olah bumi kembali berhenti berputar, seekuat mungkin dia berusaha untuk tidak menangis. bohong, pasti semuanya bohong. elle berusaha meyakinkan dirinya sendiri. secepat kilat dia pergi menuju rumah sakit, dia takut semuanya benar.