hujan turun lagi. gadis itu mendesah pelan sambil menyesap minumannya berulang kali ia melihat arlojinya, ini sudah lewat 15 menit dari janji mereka. aku benci menunggu kesalnya.
'hai..maap aku telat' gadis itu seolah tak perduli dengan seseorang dia masih sibuk dengan minumannya.
'oh ayolah ell aku hanya telat 15 menit' gadis itu pun menatap pria itu yang sudah duduk bersebrangan dengannya.
'kau tahu kan aku benci menunggu!.' kesalnya pada nicholas yang sudah beberapa bulan ini menjadi temannya. nick sebenarnya mahasiswa pindahan dari paris karna jurusan mereka sama lalu nick pun bertemu dengan elle yang saat itu seorang gadis yang dingin.
'tapi ell kau tahu kan diluar hujan dan jalanan sangat macet' ujar nick meyakinkan.
'baiklah kali ini kau ku maafkan asal kau mau mentraktirku es krim' elle mengedip ngedipkan matanya.
'tapikan ini sedang hujan' ujarnya.
'oh ayolah nick...plisss.' elle memasang wajah memohonnya pada nick, dia sangat tahu temannya yang satu ini takkan bisa tahan bila dia sudah memasang wajah memohonnya itu.
'okay' nick mendesah pelan, 'segalanya untuk mu' tambahnya.
'terimakasih nick, kau memang teman terbaikku' puji elle.
'oh tentu saja aku memang teman terbaikmu' ujar nick dengan nada sombongnya itu.
jika boleh aku ingin lebih dari temanmu. batin nick.
***
hembusan angin membawanya terbang kembali kesini, semua kenangan pun tiba-tiba mengalir deras bak hujan tanpa awan.
sinar matahari pagi menyilaukan mata masuk melalui celah-celah jendela membuat gadis cantik itu menggeliat-liat ditempat tidurnya.
'mengapa pagi cepat sekali sih' gumamnya sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi tentu saja hari ini dia ada kuliah pagi.
dia tidak perlu berlama-lama untuk bersiap-siap karna dia memang orang yang simple.
seperti biasa dia pergi kuliah menggunakan kendaraan umum seperti bus. dia berjalan kaki menuju halte bus yang tak terlalu jauh dari rumahnya. tiba-tiba dia berhenti melangkah, nafasnya tercekat, sepertinya aliran darahnya terputus, dan jantungnya pun tak bisa berdetak seperti biasanya. tampak seorang pria duduk dihalte bus sambil memejamkan matanya mendengarkan lantunan-lantunan dari headphone yang digunakannya.
kenangan itu pun kembali mengalir deras diotaknya tanpa ada sedikit pun penghalang membuat dadanya semakin terasa sesak, ingin rasanya ia berbalik dan berlari pergi dari sana tapi entah seperti ada perekat yang membuatnya tak bisa beranjak dari sana. dan hal yang paling ditakutinya pun terjadi lelaki itu mendongak dan melihat kearahnya lalu tersenyum.
ku mohon ini hanya mimpi. batinnya sambil memejamkan mata dan tentu saja berapa kali pun dia berharap semuanya tetap sama bahwa ini bukan mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar