Jalan setapak yang ku lalui tak pernah sama dengan yang kau lalui. Kita tak pernah berada dalam satu arah. Aku melihatmu, disana, dipersimpangan jalan yang ku lalui.
Aku menggapai-gapaimu. Ingin menjadikanmu milikku. Tapi tanganku tak mampu menjangkaumu. Kau terlalu jauh bahkan ketika kau ada didepanku.
Tuhan, terlalu serakah kah aku jika mengharapkannya?
Aku terus berjalan, menyusuri jalan yang bahkan aku tak tahu dimana ujungnya. Tak ku temukan satu celah pun untuk berada dijalan yang sama denganmu.
Tuhan, apakah aku memang tak ditakdirkan bersamanya?
Kau masih disana, dipersimpangan jalan itu. Kini, bahkan kau bersamanya. Berjalan beriringan dengan tawa yang melukis wajahmu. Dan kau semakin jauh dari jarak pandangku.
Namun, saat aku menutup mata. Aku bisa melihatmu. Dalam dunia khayalku. Dengan skenario yang ku rancang sendiri. Kita bersama, dan tawamu jadi milikku. Kita bahagia.
Tuhan, biarkan aku bermimpi.
-shinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar