genangan dipelupuk mata
tak sanggup lagi tertahankan
hingga jatuh terurai dipipi
meluapkan kepedihan yg dalam
luka yg kau torehkan begitu dalam
hingga tak sanggup ku sembuhkan
aku membutuhkanmu
kau yg pernah menyembuhkan lukaku
tapi kini kau juga yg membuat luka itu semakin dalam
harus berapa banyak lagi ku buang air mata?
hingga bisa membuatmu mengerti
saat ini aku terpuruk dalam sepi
menunggumu membawa kembali segenggam hati
yg tlah kau bawa pergi dan menghilang
bisakah kau lihat bulan?
sejauh itulah dirimu dariku
yg takkan pernah bisa ku gapai
tapi kau tau? aku tetap bertahan
atau lebih tepatnya aku tak bisa menyerah
tapi aku juga terlalu rapuh untuk terus disini
kau bisa lihat aku sekokoh tembok beton
tapi nyatanya aku rapuh
layaknya karang yg trus dihempas ombak
ombak kepedihan yg trus menghampiriku
menghepas kekokohan hatiku
yg semakin lama semakin terkikis
seiring berjalannya waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar